Begini Mengatasi Anak yang Suka Mengamuk
Senin, 12 November 2018
Setiap ibu pasti pernah mengalami momen ketika si kecil mengamuk dan marah di area publik. Para ibu harus tahu bahwa anak yang suka mengamuk dan marah di area publik, tidak selalu berarti si kecil memiliki kelainan dalam perkembangan emosinya. Karena, pada prinsipnya semua anak usia balita memang relatif ekspresif dan serta suka mencari perhatian.
Nah, oleh sebab itu, kalau si kecil mengamuk, berteriak, dan marah-marah seolah-olah tak terkendali, maka ibu perlu mengingat dan melakukan tiga hal tips parenting dibawah ini;
Anak suka mengamuk? Begini respon terbaik orang tua
Jangan panik, anak marah itu hal yang normal dan biasa
Sebagian besar ibu berpikir, terutama ibu muda, bahwa anak yang emosional dan selalu marah-marah adalah sinyal ada sesuatu yang tidak beres pada perkembangan anak tersebut. Menurut para ahli, pikiran tersebut belum tentu benar.
Karena, pada prinsipnya anak balita belum mempunyai kemampuan untuk mengendalikan emosi dan perilaku mereka. “ketika emosi anak sedang naik dan panas, itu berarti sang anak sedang berusaha mengekspresikan perasaannya dengan cara paling mudah, yaitu dengan bertingkah,” ujar Joanne Mallon, penulis buku Toddler: An Instruction Manual: A Guide to Surviving the Year one to Four yang dikutip dari kompas female.
“Anak belum dapat mengembangkan kemampuan untuk menahan amarah yang meledak-ledak. Mereka belum mengerti bahwa marah-marah di area publik itu kebiasaan yang buruk. Tugas orangtualah untuk memberikan pengertian secara perlahan dan terus menerus. Disaat anak merasa marah dan frustrasi, maka hasilnya tidak dapat diramalkan,” urainya.
Tenangkan diri dan atur napas dengan menarik napas anda dalam-dalam serta perlahan
Menghadapi anak yang suka mengamuk haruslah dnegan sikap yag tenang dan bijak. Pahamilah bahwa kemarahannya bukanlah tanpa sebab. Ketika sang anak marah, para ibu jangan menyikapinya dengan kemarahan juga apalagi menghukum mereka.
Sebaliknya, cobalah bersikap tenang dan atur napas anda dalam-dalam dan perlahan agar teratur. Cara ini akan membuat anda dapat berpikir dengan jernih dan tenang. Setelah anda tenang barulah mulai untuk mencari tahun penyebab kemarahan anak.
Ketika seorang ibu pandai dalam mengolah emosi, maka kepandaian tersebut akan menurun pada anak. karena, pada dasarnya anak akan meniru apa yang dilakukan oleh orangtuanya. Salah satu ketakutan seorang ibu yang memiliki anak temperamental adalah reaksi orang lain yang kebetulan berada di sekitar mereka.
Penting untuk selalu mengingatkan diri bahwa tanggapan orang lain tidak perlu untuk dipikirkan atau dipusingkan. Menurut Mallon, menghadapi anak yang temperamental di ruang publik membuat para ibu lebih peka pada reaksi dan penilaian orang lain yang kebetulan berada di sekitar mereka.
Sebenarnya, menurut Mallon, itu hanya perasaan dan asumsi mereka saja karena perasaan yang mendadak menjadi lebih sensitif. “Belum tentu mereka sedang menghakimi Anda, tapi meskipun benar demikian, itu bukanlah masalah anda,” ujar Mallon.
“Ibu haruslah memberikan contoh bahwa bersikap emosional bukan sikap yang baik. Memarahi anak, hanya akan membuat mereka semakin panas dan emosi. Ingat, Anda adalah manusia dewasa dan si kecil adalah seorang anak kecil. Jadi, bersikaplah dewasa,” terangnya.
Sesuatu yang sangat wajar dan manusiawi sekali ketika ibu ikut terpancing amarah si kecil. Penting untuk selalu ibu ingat untuk tidak menahan rasa kesal dan amarah yang ibu rasakan. Namun, jika ibu ingin meluapkan amarah ibu, ingat untuk jangan sekali-kali melakukannya didepan si kecil..
Nah, oleh sebab itu, kalau si kecil mengamuk, berteriak, dan marah-marah seolah-olah tak terkendali, maka ibu perlu mengingat dan melakukan tiga hal tips parenting dibawah ini;
Anak suka mengamuk? Begini respon terbaik orang tua
Jangan panik, anak marah itu hal yang normal dan biasa
Sebagian besar ibu berpikir, terutama ibu muda, bahwa anak yang emosional dan selalu marah-marah adalah sinyal ada sesuatu yang tidak beres pada perkembangan anak tersebut. Menurut para ahli, pikiran tersebut belum tentu benar.
Karena, pada prinsipnya anak balita belum mempunyai kemampuan untuk mengendalikan emosi dan perilaku mereka. “ketika emosi anak sedang naik dan panas, itu berarti sang anak sedang berusaha mengekspresikan perasaannya dengan cara paling mudah, yaitu dengan bertingkah,” ujar Joanne Mallon, penulis buku Toddler: An Instruction Manual: A Guide to Surviving the Year one to Four yang dikutip dari kompas female.
“Anak belum dapat mengembangkan kemampuan untuk menahan amarah yang meledak-ledak. Mereka belum mengerti bahwa marah-marah di area publik itu kebiasaan yang buruk. Tugas orangtualah untuk memberikan pengertian secara perlahan dan terus menerus. Disaat anak merasa marah dan frustrasi, maka hasilnya tidak dapat diramalkan,” urainya.
Tenangkan diri dan atur napas dengan menarik napas anda dalam-dalam serta perlahan
Menghadapi anak yang suka mengamuk haruslah dnegan sikap yag tenang dan bijak. Pahamilah bahwa kemarahannya bukanlah tanpa sebab. Ketika sang anak marah, para ibu jangan menyikapinya dengan kemarahan juga apalagi menghukum mereka.
Sebaliknya, cobalah bersikap tenang dan atur napas anda dalam-dalam dan perlahan agar teratur. Cara ini akan membuat anda dapat berpikir dengan jernih dan tenang. Setelah anda tenang barulah mulai untuk mencari tahun penyebab kemarahan anak.
Ketika seorang ibu pandai dalam mengolah emosi, maka kepandaian tersebut akan menurun pada anak. karena, pada dasarnya anak akan meniru apa yang dilakukan oleh orangtuanya. Salah satu ketakutan seorang ibu yang memiliki anak temperamental adalah reaksi orang lain yang kebetulan berada di sekitar mereka.
Penting untuk selalu mengingatkan diri bahwa tanggapan orang lain tidak perlu untuk dipikirkan atau dipusingkan. Menurut Mallon, menghadapi anak yang temperamental di ruang publik membuat para ibu lebih peka pada reaksi dan penilaian orang lain yang kebetulan berada di sekitar mereka.
Sebenarnya, menurut Mallon, itu hanya perasaan dan asumsi mereka saja karena perasaan yang mendadak menjadi lebih sensitif. “Belum tentu mereka sedang menghakimi Anda, tapi meskipun benar demikian, itu bukanlah masalah anda,” ujar Mallon.
Selalu ingat bahwa andalah orang dewasanya
Yang harus Anda ketahui saat si kecil sedang sangat emosional, ini dapat berarti si kecil sedang mencari perhatian anda dan pasangan. Kunci menghadapi anak yang sering kali mengekspresikan amarah sewaktu-waktu adalah kesabaran dan sikap yang bijak. “Marah-marah kepada anak yang sedang emosi hanya akan memburuk kemarahan mereka,” ujar Mallon.“Ibu haruslah memberikan contoh bahwa bersikap emosional bukan sikap yang baik. Memarahi anak, hanya akan membuat mereka semakin panas dan emosi. Ingat, Anda adalah manusia dewasa dan si kecil adalah seorang anak kecil. Jadi, bersikaplah dewasa,” terangnya.
Sesuatu yang sangat wajar dan manusiawi sekali ketika ibu ikut terpancing amarah si kecil. Penting untuk selalu ibu ingat untuk tidak menahan rasa kesal dan amarah yang ibu rasakan. Namun, jika ibu ingin meluapkan amarah ibu, ingat untuk jangan sekali-kali melakukannya didepan si kecil..